Jumat, 29 Juni 2018

Bahagia ?

Disaat ada yang bertanya padaku

Apakah kau bahagia ?

Sumpah itu pertanyaan paling aneh yang pernah orang ajukan kepadaku. Jangankan untuk menjawab. Terlintas di pikiranku sajak tidak. Lantas harus ku jawab apa ?.

Lagian menurutku bahagia itu relatif, semua orang pasti pernah merasakannya, setelah itu merelakannya. Itupun banyak kurasakan.

Kalaupun aku bahagia. Aku tak ingin menyebutnya dengan kata bahagia. Karena hampir ketika aku berkata bahagia di detik kemudian aku berkata sedih.

Kebahagiaan bisa datang dengan sendirinya. Tak perlu kita menantinya. Karena jika kita menantinya atau memaksakannya mungkin saja kita akan bahagia tapi di detik berikutnya sedih. Tapi, jika kita tak menantinya dan membiarkan kebahagiaan datang dengan sendirinya, ia akan bertahan cukup lama walau akhirnya akan pergi jua.

Mungkin selama ini aku selalu mencari kebahagiaan bukannya menunggu. Hingga pada akhirnya kebahagiaan itu terganti menjadi kesedihan di detik berikutnya.
Aku sadar jika kita menunggu kebahagiaan itu, ia akan datang tanpa kita rencanakan dan ketahui dan kita akan menikmatinya, walupun kita tak sadar itu kebahagiaan.

Tapi percaya, sebenarnya kebahagiaan selalu datang setiap waktu, tapi kita yang tak tau. Karena kebahagiaan ingin kita menikmatinya. Bukan mengatas namakannya.

Jika kita menantikan kebahagiaan. Semua akan indah pada waktu nya. Walaupun kita bahagia. Kita hanya perlu menikmatinya saja. Bukan mengumbarnya. Karena ketika kita mengumbar. Maka itu juga akan cepat memudar.

Jumat, 11 Mei 2018

Jalan Buntu ?



Lagi... Semua terulang lagi. Aku pikir ini hanya ketidaksengajaan. Dengan berjalannya waktu kupikir semua akan baik. Tapi apa ? Ini semakin parah. Ternyata perbedaan ini tidak membuat kita jadi satu. Melainkan menjadi berkeping-keping.

Sekarang... Tidak hanya aku yang pergi. Mungkin dengan ini ia bisa menyadari. Bahwa banyak yang masih berarti, dalam hidup ini. Mungkin nanti. Ia akan menyadari. Egois itu menguasai diri. Menjadi tak terkendali. Yang membuat orang sakit hati.

Mungkin... Kau masih balita ? Atau batita ? Atau bahkan masih bayi ? Hahh sepertinya tak mungkin diantara ketiganya. Karena yang ku tau, orang yang Egois itu adalah orang yang terlewat besar atau mungkin terlewat dewasa. Tak mungkin kau balita. Karena orang egois itu dapat berfikir lebih luas. Tak mungkin juga batita. Karena orang egois itu permainannya lebih waras. Bahkan sangat tak mungkin kalau kau maasih bayi. Karena orang egois itu omongannya lebih daripada yang hanya bisa nurut dan mengkopi apa yang di dengar..

 Tapi ini yang kau tak tau..

Aku lebih baik kembali ke bayi daripada jadi ‘terlewat dewasa’. Karena aku lebih baik tak mengerti apapun daripada harus mengerti tapi dengan memaksakan kehendak orang lain.

Atau mungkin balik ke batita. Karena ia bisa melakukan semuanya dengan bebas dan banyak orang yang gemas karena sikap bermainnya. Daripada orang yang ‘terlebih dewasa’ yang memainkan permainan yang membuat orang yang melihatnya menjadi ’jijik’

Balita pun tak apa-apa. Meski fikiran nya masih sempit dan omongan yang ceplas ceplos, itu lebih baik. Daripada orang yang ‘terlebih dewasa’ fikirannya yang luas tapi omongan ceplas-ceplosnya itu datang langsung dari hati. Tak perduli dengan rasa sakit yang di berikan.

Sungguh... kapan kau sadar ? Apa kau tak malu!!!! Jika dibandingkan kau lebih rendah dari seorang anak kecil yang hanya bisa minta!!

Cape!!!! Aku sudah tak sanggup!! Semua yang kau lakukan. Yang kau ucapkan. Atau yang ku kerjakan. Sudah cukup membuatku MUAK!!!

Aku tak perduli dengan omongan orang. Yang mungkin nanti akan mengolokku. Aku tak perduli jika nanti ada yang mencela, memaki, bahkan membuli.

Ini sudah cukup!! Aku diam bukan berarti aku setuju, CAMKAN ITU. Cukup!!! Aku sudah cukup sabar menghadapinya. Mencoba menahannya. Tapi apa ? Kau malah mengulanginya, Lagi.

Sekarang aku hanya ingin bertanya, Apa kau maih KUAT ? Atau TIDAK ? Jika kuat mungkin aku akan pergi dulu. Tapi jika tidak jangan sungkan hubungi aku. Aku akan sangat senang membantu.

Senin, 07 Mei 2018

Sia-Sia

Bodohnya aku,

Aku pikir semua akan baik tanpa adanya kamu. Lebih indah dari semu. Dan tidak akan membawa luka yang pilu.

Dan kini semua tanyaku yang berarti rindu. Berharap ada dirimu disisiku. Datang dengan terburu. Dan hatiku yang nantinya menjadi menggebu. Lalu mengapa sekarang ? Kini aku hanya bisa menggenggam bau yang dulu sempat hadir. Singgahlah sebentar. Aku Rindu.....

Namun, semua harapku berarti kosong. Aku harus merelakan kau pulang. Walaupun sulit ku bayangkan. Jika nantinya kau tak akan datang.

Mungkin sekarang, aku hanya bisa termenung. Mengharap ada jeajaiban sehingga kau bisa datang.

Jika saja aku tak punya malu. Mungkin sekarang aku akan berkata Rindu, padamu.

Tapi sekarang, apa dayaku ? Jika yang sebenarnya kau tak mau bertemu

Bandung, 3 Mei 2018
dty

Minggu, 06 Mei 2018

Tak Ada Ujung

Aku tau bahkan aku sangat sadar. Kita sangatlah berbeda dari dalam maupun luar. Tapi kenapa dengan ini kita menjadi liar. Benar-benar ada diluar nalar.

Aku tau bahkan aku sangat mengerti. Kita begini karena situasi. Masalah kecil yang tak dapat dimengerti. Jadi perdebatan panjang yang tak dapat dihindari.

Bukan niatku untuk menghindar. Tapi ingin buat mu jadi sadar. Meski dengan kepiluan yang mendasar. Disini bukan hanya kau dan aku yang bertengkar. Tapi kenapa kau menyalahkan dan meluapkan segalanya, padaku.

Aku tau bahkan aku sangat berharap. Kita bisa bicara tanpa gagap. Dengan tatapan tegap yang tergambar. Tapi kenapa ? Yang kutangkap hanya suar. Kalimat malas yang terpangpang. Retina mata yang teralihkan. Seolah kau sedang berusaha menghindar.

Aku pikir, dengan aku menghindar. Kau akan tau artinya kehilangan. Artinya berjuang sendirian. Tapi aku salah ! Kau sama sekali tak merasa kehilangan ataupun sendirian. Mungkin aku yang terlalu kegeeran.

Aku tau bahkan aku sangat menginginkannya. Suara hangat yang sempat hadir dalam sekejap. Bola mata mu yang akan menjadi duniaku, nantinya. Semtuhan hangatmu yang meresap kekulitku. Aku sangat menginginkannya

Tapi itu sepertinya hanya akan ada dalam mimpiku. Mungkin dalam mimpiku yang bemimpi dalam mimpi.

Aku bahkan pernah berpikir. Setidak mungkin itukah ??? Aku yang memikirkannya. Tapi aku tak bisa menerimanaya.

Aku tau dititik ini kita salah. Tapi aku tau kau kuncinya. Tapi kenapa ?? Aku tak bisa membenci dan menjauhi ????

Rabu, 18 April 2018

Kembali Lagi

Mungkin rasa ini sudah ke beberapa kali aku coba untuk melenyapkannya
Mencoba untuk selalu ku buang jauh-jauh
Supaya dia tidak pernah dapat kembali

Tapi ternyata, tanpa ku sadari ia kembali lagi
Mungkin inilah jalannya
Agar rasa ini bisa kembali lagi
Tetapi tanpa ada balasan yang pasti darinya

Sabtu, 14 April 2018

Kesendirian

Ini hanya tentang waktu
Yang tak pernah bisa menunggu

Ini hanya tentang rindu
Yang selalu datang dengan menggebu

Pernah pada sekali waktu
Aku berpikir tentang kamu
Apa aku harus tetap seperti ini
Atau menjadi seperti itu

Posisiku disini tidaklah mudah
Aku harus menanggung semua resah
Yang berdampak pada diri menjadi gelisah

Inginku dalam diri untuk mengakhiri
Tetapi kesendirian ini tetap mengikuti
Ku meminta pada mimpi
Bahwa ini hanya cukup jadi mimpi
Tapi sang mimpi ternyata tak bermimpi

Nyata ?
Ini sulit
Tapi tak mudah
Kesepian
Kesendirian
Selalu datang

Aku tau ini akan berakhir
Tapi sampai kapan ?
Akankah waktu dapat berpihak padaku atau tidak ?

Selasa, 10 April 2018

Matahari dan Malam

Mereka tak pernah salaing bersama
Mereka pun tak pernah saling menyapa
Tapi satu..
Mereka selalu menjadi berarti bagi setiap orang

Matahari,
Kau dilandaskan dengan kehangatan

Malam,
Kau dilandaskan dengan kedinginan

Keduanya dangatlah bertolak belakang
Keduanya sangat tak mungkin untuk bersama ataupun bersatu
Jika Matahari datang, Malam pergi
Matahari bersinar, malam mengalah

Jika mereka menyatu
Mungkin aku tak tau apa yang akan terjadi di dunia ini
Tapi ingat !!!

Mereka selalu membuat orang menjadi lebih bahagia
Karena sinar kehangatan yang ditunjukan oleh mentari
Dan keindahan malam yang datang mewarnai hari

Membuat orang menjadi lebih berarti
Walaupun mereka harus menerima
kalu mereka tak dapat bersama