Lagi... Semua terulang lagi. Aku
pikir ini hanya ketidaksengajaan. Dengan berjalannya waktu kupikir semua akan
baik. Tapi apa ? Ini semakin parah. Ternyata perbedaan ini tidak membuat kita
jadi satu. Melainkan menjadi berkeping-keping.
Sekarang...
Tidak hanya aku yang pergi. Mungkin dengan ini ia bisa menyadari. Bahwa banyak
yang masih berarti, dalam hidup ini. Mungkin nanti. Ia akan menyadari. Egois
itu menguasai diri. Menjadi tak terkendali. Yang membuat orang sakit hati.
Mungkin... Kau masih balita ? Atau
batita ? Atau bahkan masih bayi ? Hahh sepertinya tak mungkin diantara
ketiganya. Karena yang ku tau, orang yang Egois itu adalah orang yang terlewat
besar atau mungkin terlewat dewasa. Tak mungkin kau balita. Karena orang egois
itu dapat berfikir lebih luas. Tak mungkin juga batita. Karena orang egois itu
permainannya lebih waras. Bahkan sangat tak mungkin kalau kau maasih bayi.
Karena orang egois itu omongannya lebih daripada yang hanya bisa nurut dan
mengkopi apa yang di dengar..
Tapi ini yang kau tak tau..
Aku lebih baik kembali ke bayi
daripada jadi ‘terlewat dewasa’. Karena aku lebih baik tak mengerti apapun
daripada harus mengerti tapi dengan memaksakan kehendak orang lain.
Atau mungkin balik ke batita. Karena
ia bisa melakukan semuanya dengan bebas dan banyak orang yang gemas karena sikap
bermainnya. Daripada orang yang ‘terlebih dewasa’ yang memainkan permainan yang
membuat orang yang melihatnya menjadi ’jijik’
Balita pun tak apa-apa. Meski
fikiran nya masih sempit dan omongan yang ceplas ceplos, itu lebih baik.
Daripada orang yang ‘terlebih dewasa’ fikirannya yang luas tapi omongan
ceplas-ceplosnya itu datang langsung dari hati. Tak perduli dengan rasa sakit
yang di berikan.
Sungguh... kapan kau sadar ? Apa kau
tak malu!!!! Jika dibandingkan kau lebih rendah dari seorang anak kecil yang
hanya bisa minta!!
Cape!!!! Aku sudah tak sanggup!! Semua
yang kau lakukan. Yang kau ucapkan. Atau yang ku kerjakan. Sudah cukup
membuatku MUAK!!!
Aku tak perduli dengan omongan
orang. Yang mungkin nanti akan mengolokku. Aku tak perduli jika nanti ada yang
mencela, memaki, bahkan membuli.
Ini sudah cukup!! Aku diam bukan
berarti aku setuju, CAMKAN ITU. Cukup!!! Aku sudah cukup sabar menghadapinya.
Mencoba menahannya. Tapi apa ? Kau malah mengulanginya, Lagi.
Sekarang aku hanya ingin bertanya,
Apa kau maih KUAT ? Atau TIDAK ? Jika kuat mungkin aku akan pergi dulu. Tapi
jika tidak jangan sungkan hubungi aku. Aku akan sangat senang membantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar