Jumat, 11 Mei 2018

Jalan Buntu ?



Lagi... Semua terulang lagi. Aku pikir ini hanya ketidaksengajaan. Dengan berjalannya waktu kupikir semua akan baik. Tapi apa ? Ini semakin parah. Ternyata perbedaan ini tidak membuat kita jadi satu. Melainkan menjadi berkeping-keping.

Sekarang... Tidak hanya aku yang pergi. Mungkin dengan ini ia bisa menyadari. Bahwa banyak yang masih berarti, dalam hidup ini. Mungkin nanti. Ia akan menyadari. Egois itu menguasai diri. Menjadi tak terkendali. Yang membuat orang sakit hati.

Mungkin... Kau masih balita ? Atau batita ? Atau bahkan masih bayi ? Hahh sepertinya tak mungkin diantara ketiganya. Karena yang ku tau, orang yang Egois itu adalah orang yang terlewat besar atau mungkin terlewat dewasa. Tak mungkin kau balita. Karena orang egois itu dapat berfikir lebih luas. Tak mungkin juga batita. Karena orang egois itu permainannya lebih waras. Bahkan sangat tak mungkin kalau kau maasih bayi. Karena orang egois itu omongannya lebih daripada yang hanya bisa nurut dan mengkopi apa yang di dengar..

 Tapi ini yang kau tak tau..

Aku lebih baik kembali ke bayi daripada jadi ‘terlewat dewasa’. Karena aku lebih baik tak mengerti apapun daripada harus mengerti tapi dengan memaksakan kehendak orang lain.

Atau mungkin balik ke batita. Karena ia bisa melakukan semuanya dengan bebas dan banyak orang yang gemas karena sikap bermainnya. Daripada orang yang ‘terlebih dewasa’ yang memainkan permainan yang membuat orang yang melihatnya menjadi ’jijik’

Balita pun tak apa-apa. Meski fikiran nya masih sempit dan omongan yang ceplas ceplos, itu lebih baik. Daripada orang yang ‘terlebih dewasa’ fikirannya yang luas tapi omongan ceplas-ceplosnya itu datang langsung dari hati. Tak perduli dengan rasa sakit yang di berikan.

Sungguh... kapan kau sadar ? Apa kau tak malu!!!! Jika dibandingkan kau lebih rendah dari seorang anak kecil yang hanya bisa minta!!

Cape!!!! Aku sudah tak sanggup!! Semua yang kau lakukan. Yang kau ucapkan. Atau yang ku kerjakan. Sudah cukup membuatku MUAK!!!

Aku tak perduli dengan omongan orang. Yang mungkin nanti akan mengolokku. Aku tak perduli jika nanti ada yang mencela, memaki, bahkan membuli.

Ini sudah cukup!! Aku diam bukan berarti aku setuju, CAMKAN ITU. Cukup!!! Aku sudah cukup sabar menghadapinya. Mencoba menahannya. Tapi apa ? Kau malah mengulanginya, Lagi.

Sekarang aku hanya ingin bertanya, Apa kau maih KUAT ? Atau TIDAK ? Jika kuat mungkin aku akan pergi dulu. Tapi jika tidak jangan sungkan hubungi aku. Aku akan sangat senang membantu.

Senin, 07 Mei 2018

Sia-Sia

Bodohnya aku,

Aku pikir semua akan baik tanpa adanya kamu. Lebih indah dari semu. Dan tidak akan membawa luka yang pilu.

Dan kini semua tanyaku yang berarti rindu. Berharap ada dirimu disisiku. Datang dengan terburu. Dan hatiku yang nantinya menjadi menggebu. Lalu mengapa sekarang ? Kini aku hanya bisa menggenggam bau yang dulu sempat hadir. Singgahlah sebentar. Aku Rindu.....

Namun, semua harapku berarti kosong. Aku harus merelakan kau pulang. Walaupun sulit ku bayangkan. Jika nantinya kau tak akan datang.

Mungkin sekarang, aku hanya bisa termenung. Mengharap ada jeajaiban sehingga kau bisa datang.

Jika saja aku tak punya malu. Mungkin sekarang aku akan berkata Rindu, padamu.

Tapi sekarang, apa dayaku ? Jika yang sebenarnya kau tak mau bertemu

Bandung, 3 Mei 2018
dty

Minggu, 06 Mei 2018

Tak Ada Ujung

Aku tau bahkan aku sangat sadar. Kita sangatlah berbeda dari dalam maupun luar. Tapi kenapa dengan ini kita menjadi liar. Benar-benar ada diluar nalar.

Aku tau bahkan aku sangat mengerti. Kita begini karena situasi. Masalah kecil yang tak dapat dimengerti. Jadi perdebatan panjang yang tak dapat dihindari.

Bukan niatku untuk menghindar. Tapi ingin buat mu jadi sadar. Meski dengan kepiluan yang mendasar. Disini bukan hanya kau dan aku yang bertengkar. Tapi kenapa kau menyalahkan dan meluapkan segalanya, padaku.

Aku tau bahkan aku sangat berharap. Kita bisa bicara tanpa gagap. Dengan tatapan tegap yang tergambar. Tapi kenapa ? Yang kutangkap hanya suar. Kalimat malas yang terpangpang. Retina mata yang teralihkan. Seolah kau sedang berusaha menghindar.

Aku pikir, dengan aku menghindar. Kau akan tau artinya kehilangan. Artinya berjuang sendirian. Tapi aku salah ! Kau sama sekali tak merasa kehilangan ataupun sendirian. Mungkin aku yang terlalu kegeeran.

Aku tau bahkan aku sangat menginginkannya. Suara hangat yang sempat hadir dalam sekejap. Bola mata mu yang akan menjadi duniaku, nantinya. Semtuhan hangatmu yang meresap kekulitku. Aku sangat menginginkannya

Tapi itu sepertinya hanya akan ada dalam mimpiku. Mungkin dalam mimpiku yang bemimpi dalam mimpi.

Aku bahkan pernah berpikir. Setidak mungkin itukah ??? Aku yang memikirkannya. Tapi aku tak bisa menerimanaya.

Aku tau dititik ini kita salah. Tapi aku tau kau kuncinya. Tapi kenapa ?? Aku tak bisa membenci dan menjauhi ????